MGMP IPS Gugus Bogor Timur

Informasi dan Kegiatan Guru Mata Pelajaran IPS di Wilayah Bogor Timur

Pengaruh Motivasi dan Minat Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar IPS

Tinggalkan komentar

PENGARUH MOTIVASI  DAN  MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP

PRESTASI  BELAJAR IPS

(Survey di SMPN  Kabupaten Bogor)

Oleh:

YULIA SUHARTATI

NIP. 196507051989032012

Program Pascasarjana

Program Studi Ilmu Pengetahuan  Sosial

Universitas Indraprasta PGRI

2011


ABSTRAK

Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMPN Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor, dengan metode penelitian survei. Responden penelitian siswa berjumlah 100 orang, dipilih berdasarkan teknik sampel bertujuan (purpose sampling). Instrumen menggunakan angket untuk memperoleh data motivasi dan minat belajar, sedangkan prestasi belajar IPS diperoleh dari nilai rata-rata semester I tahun pelajaran 2011/2012.

Instrumen penelitian telah diuji cobakan dengan  pengujian validitas dan reliabilitas mengunakan Program Microsoft Excel 2007.

Metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Survey Method, Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Analisis Regresi  untuk mengetahui  pengaruh dari variabel bebas dengan variabel terikat. Uji statistika menggunakan uji-t. Analisis data menggunakan teknik korelasi dan regresi ganda.

Hasil penelitian menyimpulkan: 1). Motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa SMP Negeri di kecamatan Gunungputri kabupaten Bogor. Hasil pengujian signifikansi diperoleh thitung (2,380) > ttabel (1,6). 2). Minat belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa SMP Negeri di kecamatan Gunungputri kabupaten Bogor.  Hasil pengujian signifikansi diperoleh thitung (2,624) > ttabel (1,6). 3). Motivasi dan minat belajar secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa SMP Negeri di kecamatan Gunungputri kabupaten Bogor, dengan koefisien korelasi ganda ry.12 = 0,363.  Motivasi dan minat belajar secara bersama-sama menyumbang sebesar 13,2% terhadap variasi prestasi belajar IPS melalui persamaan regresi ganda Ŷ = 44, 595 + 0,148 X1 + 0,299 X2 yang signifikan dengan  (Fhitung (7,382) > Ftabel (3,090) pada taraf nyata 0,05.


BAB I  PENDAHULUAN

Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan tugas besar berjangka panjang, karena masalahnya menyangkut masalah pendidikan bangsa. Meningkatkan sumber daya manusia harus dimulai dari proses pendidikan yang baik dan terarah. Perlu disadari sedalam-dalamnya bahwa keberhasilan dibidang pendidikan belum merata dan diperoleh secara maksimal sesuai dengan cita-cita pembangunan. Hal ini disebabkan antara lain oleh kondisi lingkungan yang berbeda-beda, peralatan yang belum memenuhi syarat, dana yang terbatas dan kurang terarah penggunaannya serta kemampuan dan disiplin tenaga pendidikan yang masih perlu ditingkatkan.

Untuk memperoleh prestasi belajar yang baik, maka banyak hal yang harus diperhatikan. Hal tersebut misalnya, input (siswa), guru, media pelajaran, kurikulum dan sarana / prasarana yang turut menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Pada setiap sekolah kondisinya berbeda beda, ada sekolah yang sudah lengkap dengan unsur unsur yang memperlancar proses belajar mengajar, tetapi tidak sedikit sekolah yang kondisinya masih minim, sehingga kelancaran proses belajar mengajar menjadi kurang berjalan sebagaimana mestinya. Dengan kondisi seperti itu tentu akan mempengaruhi hasil belajar di suatu sekolah.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa tetapi juga menanamkan nilai-nilai dan budi pekerti. Tanpa pendidikan yang benar Indonesia akan terus dililit oleh kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan. Tanpa pendidikan yang baik, bangsa Indonesia sulit meraih masa depan yang cerah, damai dan sejahtera. Persoalan pendidikan yang bagaimanakah yang harus dikembangkan untuk mengangkat harkat martabat bangsa, serta membebaskan bangsa dari kebodohan , jawabannya adalah pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia adalah pendidikan yang dapat menumbuh kembangkan potensi dasar yang dimiliki oleh manusia, agar mampu mengelola hidup dan kehidupanya,mampu berbudaya dan berperadaban. Dengan demikian setiap warga masyarakat berkewajiban untuk mendidik dirinya sendiri agar mampu mengemban tugas kekhalifahan di muka bumi.  Pendidikan yang mampu menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan pandangan yang jauh kedepan dengan mementingkan bangsa dan negara dalam berbagai aspek kehidupan.Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut setiap lembaga pendidikan dalam penyelenggaraannya tidak boleh terlepas dari kurikulum yang sudah ditetapkan pemerintah saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sudah diberlakukan sejak tahun 2004. KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan . Melalui KTSP, perlu dikembangkan menjadi lembaga yang diberi kewenangan dan tanggung jawab secara luas untuk mandiri, maju dan berkembang .

Berdasarkan karakteristik mata pelajaran IPS di tingkat SMP/MTs itulah dalam proses pembelajaran semua aktivitas guru dan siswa  diarahkan kepada pencapaian tujuan pembelajaran IPS . Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap prestasi belajar, karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam membangkitkan motivasi siswa.

Perhatian siswa terhadap stimulus belajar dapat diwujudkan melalui beberapa cara seperti penggunaan media pengajaran atau alat-alat peraga, memberikan pertanyaan kepada siswa, membuat variasi belajar pada siswa, melakukan pengulangan informasi yang berbeda dengan cara sebelumnya, memberikan stimulus belajar dalam bentuk lain sehingga siswa tidak bosan.

Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa dengan minat, tujuan belajar tidak akan tercapai.

Berdasarkan  fenomena yang ada di sekolah-sekolah, mata pelajaran IPS merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan dan kurang diminati siswa. Hal ini disebabkan oleh kajian materi yang   luas dan dalam bentuk materi hafalan. Sarana prasarana yang terdapat di sekolah-sekolah pada umumnya tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum, kalaupun ada sekolah yang sudah memiliki sarana yang lengkap tidak juga didukung oleh kemampuan guru untuk menguasai mata pelajaran tersebut . Perlu diketahui untuk tingkat SMP guru mata pelajaran IPS dituntut untuk menguasai 4 mata pelajaran  yang terangkum dalam mata pelajaran IPS Terpadu (Geografi, Sejarah, Sosioloagi dan Ekonomi) .Hal itu menjadi masalah tersendiri bagi guru-guru IPS, khususnya di tingkat SMP. Berdasarkan permasalahan yang penulis alami di lapangan sebagai guru mata pelajaran IPS penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di sekolah tempat penulis mengajar denagn judul “Pengaruh Motivasi dan Minat Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPS “

Rumusan Masalah

Berdasarkan pada batasan masalah di atas maka perlu adanya rumusan yang terarah sebagai berikut :

  1. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar lmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa Kelas VIII SMP Negeri se Kecamatan Gunungputri ?
  2. Apakah terdapat pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa Kelas VIII SMP Negeri se Kecamatan Gunungputri?
  3. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar dan minat belajar secara bersama-sama terhadap prestasi  belajar IPS  pada siswa Kelas VIII SMP Negeri se Kecamatan Gunungputri?

Tujuan Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan akan diperoleh manfaat :

  1. Mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPS.
  2. Mengetahui pengaruh minat belajar  terhadap prestasi  belajar IPS.
  3. Mengetahui pengaruh motivasi belajar dan minat belajar secara bersama-sama  terhadap prestasi  belajar IPS.

Kegunaan Penelitian

  1. Kegunaan secara teoritik
    1. Dapat menjadi landasan/rujukan  teori bagi penelitian lanjutan di sekolah.
    2. Menjadi bahan literatur perpustakaan sekolah di bidang penelitian pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial pada jenjang SMP / MTs.
    3. Dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial / IPS dengan melihat variabel yang paling dominan untuk kemudian ditingkatkan sehingga berdampak pada peningkatan prestasi akademis sekolah di wilayah dengan lingkup kecil (kecamatan) ke lingkup lebih luas (kotamadya atau propinsi)
  2. Kegunaan secara praktis:
    1. Siswa, yakni :
  • meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa dalam mempelajari pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial / IPS
  • membuat siswa lebih tertarik dengan pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial / IPS
  • meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial / IPS siswa.
    1. Guru, yakni :
      • dengan mengetahui variabel-variabel yang berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial / IPS dapat dijadikan sebagai bahan refleksi upaya meningkatkan motivasi kerja guru dalam kegiatan belajar mengajar.
      • berusaha untuk memperbaiki variabel-variabel lain yang juga mempengaruhi Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial / IPS.
    2. Sekolah yakni :
      • diharapkan dapat meningkatkan prestasi akademis sekolah dan
      • memberikan isyarat untuk memberikan dukungan kepada para guru-guru agar mereka mampu dan berusaha meningkatkan kemampuannya dalam merangsang minat dan motivasi belajar siswa.

 

BAB II LANDASAN TEORI

  1. Hakikat Motivasi Belajar

Menurut Winkel (2005 : 71) motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau dihayati.

Selanjutnya Purwanto (2003 : 71) mengemukakan bahwa motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mecapai prestasi atau tujuan tertentu.

Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman (2005: 74) motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.

Adapun bentuk motivasi belajar di sekolah dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

  • Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar (Muhibbinsyah, 2002 : 136). Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh pengetahuan dan sebagainya (Sabri, 2001 : 85)

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah: Adanya kebutuhan Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri ‘danya cita-cita atau aspirasi (Azhari, 1996 : 75)

  • Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar (Muhibbinsyah, 2002 : 872).  Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya, pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

  1. Teori Minat Belajar

Minat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan. Minat menurut Mahfudz Shalahuddin adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Minat menurut Crow dan Crow adalah interest yang berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik  pada seseorang, benda atau suatu kegiatan.  Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal aktivitas tanpa ada  yang menyuruh.

Menurut Berhard “minat” timbul atau muncul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja, dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab

Slameto, (2003:180) menyatakan bahwa: Minat adalah satu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah rasa suka atau ketertarikan peserta didik terhadap pelajaran sehingga mendorong peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan pengalaman, hal tersebut dapat ditunjukkan melalui partisipasi dan keaktifan dalam mencari pengetahuan dan pengalaman tersebut. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar, minat menjadi motor penggerak untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan, tanpa dengan minat, tujuan belajar tidak akan tercapai.

3.      Teori Prestasi Belajar IPS

Menurut Astuti N.M., (2008: 10) menyampaikan pengertian bahwa:Seseorang dikatakan telah belajar jika terjadi perubahan pada diri orang tersebut, yang muncul sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Seseorang dapat dikatakan belajar atau mempunyai pengalaman belajar jika perubahan tingkah laku terjadi sebagai akibat dari pembelajaran.

Menurut Sardiman Am (2001: 46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan prestasi interkasi antara berbagai factor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar” Prestasi belajar adalah sebagai prestasi dari proses belajar siswa biasanya pada apada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran yang disajikan dalam buku laporan prestsasi belajar siswa atau khs. KHS merupakan perumusan terahir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar

Menurut Tohirin (2005:140), prestasi belajar ialah apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar menurut Nana Sujana adalah pencapaian prestasi belajar atau prestasi belajar siswa, merujuk kepada aspek-aspek kognitif, efektif dan psikomotorik, hal mana ketiga aspek tersebut tidak berdiri sendiri tetapi merupakan satu kesatuan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  1. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah survei dengan menggunakan tehnik analisis korelasional dan regresi, yaitu mencari hubungan dan pengaruh antara dua variabel bebas dengan satu variabel terikat. Metode ini memberikan gambaran tentang variabel-variabel yang ditemukan, sekaligus menyelidiki hubungan dan pengaruh antara variabel, karena itu metode ini akan mengungkapkan data faktual berdasarkan informasi yang ditemukan..

  1. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2008:215) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri di wilayah Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor, yang terdiri dari SMPN 1 Gunungputri, SMPN2 Gunungputri dan SMPN 3 Gunungputri.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik multistage random sampling artinya sampel yang berasal dari populasi yang berstrata atau bertingkat dimana tidak semua strata ditarik menjadi sampel namun sampel diambil secara acak (Sugiyono. 2008;91). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 100 siswa kelas VIII SMP Negeri di wilayah Kecamatan Gunungputri Kabupaten Bogor.

  1. INSTRUMEN PENELITIAN

Variabel Prestasi Belajar Imu Pengetahuan Sosial/IPS

  1. Definisi Konseptual

Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial /IPS adalah pencapaian kemampuan siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial / IPS yang meliputi kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Kemampuan berfikir logis dan kritis dalam memecahkan permasalahan  dalam kehidupan sosial . Memiliki komitmen terhadap nilai-nilai social dan mampu berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat

  1. Definisi Operasional

Instrumen prestasi belajar dapat berupa nilai yang diperoleh selama satu semester yang meliputi nilai ulangan harian, nilai ulangan tengah semester dan nilai ulangan akhir sekolah yang hasilnya dapat dilihat dari nilai rapor mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial / IPS  pada semester yang bersangkutan.

Variabel Motivasi Belajar

  1. Definisi konseptual

Motivasi belajar adalah suatu sikap yang menunjukkan siswa yang memiliki keinginan, semangat, dan ketekunan siswa untuk melakukan aktivitas belajar, memahami informasi dari materi yang dipelajari dan menguasai keterampilan yang diharapkan dari aktivitas belajar, sehingga terjadi perubahan tingkah laku, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dari apa yang telah dipelajari.

  1. Definisi Operasional

Motivasi belajar adalah skor total yang terdiri dari 40 butir soal dengan empat pilihan jawaban selalu, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah. Penskoran bervariasi dari 1 sampai dengan 4. Semakin tinggi motivasinya, hasil yang diperoleh dari belajar semakin tinggi pula.

Variabel Minat Belajar

  1. Definisi Konseptual

Minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial / IPS merupakan kondisi psikologis dalam diri manusia yang dapat membangkitkan gairah siswa dan menyebabkan ia menggunakan waktu, energi, perhatian, dorongan, kreativitas untuk mencapai  cita-cita yang terkait dengan konsep-konsep dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Siswa yang memiliki minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial ia akan cenderung berusaha untuk lebih aktif, berusaha memahami konsep dan prinsip objek Ilmu Pengetahuan Sosial / IPS yang sedang dipelajari.

  1. Definisi Operasional

Minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial / IPS merupakan kondisi psikologis dalam diri manusia yang dapat membangkitkan gairah siswa dan menyebabkan ia menggunakan waktu, energi, perhatian, dorongan, kreativitas untuk mencapai  cita-cita yang terkait dengan konsep-konsep dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Siswa yang memiliki minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial akan cenderung berusaha untuk lebih aktif, berusaha memahami konsep dan prinsip objek Ilmu Pengetahuan Sosial / IPS yang dipelajari dengan indikator: 1. perhatian, 2. dorongan, 3. keaktifan, 4. cita-cita

BAB  IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  1. Deskripsi Data

Penelitian ini terdiri dari 3 variabel, yaitu variabel prestasi belajar IPS (Y) sebagai variabel terikat, dan variabel motivasi belajar (X1) dan minat belajar  (X2) sebagai variabel bebas. Deskripsi hasil penelitian disajikan berupa variabilitas dari ketiga variabel penelitian ini yang mencakup skor tertinggi, skor terendah, simpangan baku, modus, median, dan sebaran data, sebagai dasar untuk pembahasan selanjutnya. Deskripsi data penelitian secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

Statistics
Prestasi Belajar Motivasi Minat
N Valid 100 100 100
Missing 0 0 0
Mean 70.6406 66.4300 54.5300
Median 70.5000 66.5000 54.0000
Mode 68.33 52.00a 57.00
Std. Deviation 7.47400 1.1972 8.1767
Variance 55.861 143.338 66.858
Range 37.67 54.00 37.00
Minimum 50.00 41.00 41.00
Maximum 87.67 95.00 78.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
  1. Pengujian Persyaratan Analisis

Pengujian persyaratan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian normalitas, homogenitas, dan linieritas garis regresi partial antara variabel bebas dan variabel terikat.

  1. Pengujian Normalitas Data

Perhitungan dilakukan dengan bantuan komputer melalui program aplikasi SPSS 17. Menurut ketentuan yang ada pada program tersebut maka kriteria dari normalitas data adalah “jika p value (sig) > 0.05 maka H0 diterima”, yang berarti data pada sampel tersebut berdistribusi normal. Nilai p value (sig) adalah bilangan yang tertera pada kolom sig dalam tabel hasil/output perhitungan pengujian normalitas oleh program SPSS. Dalam hal ini digunakan metode Kolmogorov-Smirnov.

 

 

Hasil Pengujian Normalitas Data dengan bantuan program SPSS

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Prestasi Belajar .088 100 .056 .983 100 .225
Motivasi .057 100 .200* .988 100 .521
Minat .081 100 .100 .965 100 .010
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Dari tabel 4.2 di atas dapat diketahui pada nilai sig pada kolom Kolmogorov-Smirnov untuk prestasi belajar IPS  (Y) sebesar 0,056, variabel motivasi belajar (X1) sebesar 0,200, dan nilai untuk variabel minat belajar (X1) sebesar 0,100,. Jika dibandingkan dengan kriteria pengujian, maka ketiga variabel tersebut memenuhi kriteria atau berdistribusi normal karena memiliki nilai asymp sig > 0,05.

  1. Pengujian Linieritas Garis Regresi

Pengujian linieritas dalam penelitian ini digunakan hipotesis berikut :

H0 : garis regresi hubungan antara varibel X dan variabel Y linier

H1 : garis regresi hubungan antara varibel X dan variabel Y tidak linier

Perhitungan dilakukan dengan bantuan komputer melalui program aplikasi SPSS 17. Menurut ketentuan yang ada pada program tersebut maka kriteria dari normalitas data adalah “jika Sig > 0.05 maka H0 diterima”, yang berarti bahwa garis regresi tersebut linier. Nilai Sig adalah bilangan yang tertera pada kolom Sig baris Deviation from Linierity dalam tabel ANOVA hasil perhitungan pengujian linieritas garis regresi oleh program SPSS.

  1. Uji Linieritas Regresi Prestasi Belajar atas Motivasi belajar

Berikut adalah tabel hasil analisis terhadap uji linieritas regresi yang dilakukan bantuan program SPSS versi 17.0

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Prestasi Belajar * Motivasi Between Groups (Combined) 2626.599 41 64.063 1.280 .192
Linearity 1543.490 1 1543.490 30.831 .000
Deviation from Linearity 1083.109 40 27.078 .541 .979
Within Groups 2903.614 58 50.062
Total 5530.212 99

Dari tabel 4.3 di atas diketahui baris Deviation from Linearity memiliki nilai Fhitung (F tuna cocok) sebesar 0,541, sedangkan harga Ftabel dengan dk pembilang 41 dan dk penyebut 40 pada taraf nyata 5% adalah 1,689. Ternyata harga Fhitung  lebih kecil harga Ftabel, dan juga di lihat nilai sig sebesar 0,979 lebih besar dari  0,05, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk persamaan regresi prestasi belajar atas motivasi belajar adalah linier.

 

  1. Uji Linieritas Regresi Prestasi belajar IPS atas Minat Belajar

 

Berikut adalah tabel hasil analisis terhadap uji linieritas regresi yang dilakukan bantuan program SPSS versi 16.0

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Prestasi Belajar * Minat Between Groups (Combined) 2052.771 31 66.218 1.295 .187
Linearity 436.509 1 436.509 8.536 .005
Deviation from Linearity 1616.262 30 53.875 1.054 .418
Within Groups 3477.441 68 51.139
Total 5530.212 99

 Dari tabel 4.4 di atas diketahui baris Deviation from Linearity memiliki nilai Fhitung (F tuna cocok) sebesar 1,054, sedangkan harga Ftabel dengan dk pembilang 31 dan dk penyebut 30 pada taraf nyata 5% sebesar 1,83. Ternyata harga Fhitung  lebih kecil harga Ftabel  dan jika dilihat nilai sig sebesar 0,418 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk persamaan regresi prestasi belajar atas minat belajar adalah linier.

 

 

 

  1. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik analisi regresi linier berganda. Proses perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS. Hasil pengujian disajikan dalam table model summary, anova, dan table coefficient sebagai berikut.

 

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .571a .326 .312 6.19951
a. Predictors: (Constant), Minat, Motivasi
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar

 

 

 

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1802.120 2 901.060 23.444 .000a
Residual 3728.092 97 38.434
Total 5530.212 99
a. Predictors: (Constant), Minat, Motivasi
b. Dependent Variable: Prestasi Belajar

 

Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 39.003 5.138 7.591 .000
Motivasi .313 .052 .501 5.961 .000
Minat .199 .077 .218 2.594 .011
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
  1. Pengaruh Motivasi (X1) dan Motivasi Bekerja Guru (X2) secara bersama-sama terhadap Prestasi belajar IPS (Y)

 

Hipotesis pengaruh ini adalah :

H0 : βy.1 = βy2 = 0

H: βy.1 ≠ 0   atau   βy.2 ≠ 0;

artinya :

H0     :    tidak terdapat pengaruh yang signifikan Motivasi (X1) dan Minat Belajar  (X2) secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS  (Y)

H1     :    terdapat pengaruh yang signifikan Motivasi   (X1) dan Minat Belajar (X2) secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS (Y)

Dari tabel 4.7. di atas terlihat bahwa koefisien korelasi ganda pengaruh variabel bebas Motivasi  (X1) dan minat belajar (X2) secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS (Y) adalah sebesar 0,571.

Perhitungan pengujian signifikansi koefisien korelasi ganda ini dilakukan dengan program SPSS. Menurut program tersebut kriteria pengujiannya adalah sesuai dengan keterangan keputusan signifikan atau tidak yang tertera pada baris akhir tabel hasil perhitungan/pengujian signifikansi korelasi oleh program SPSS tersebut.

Dari perhitungan tersebut diperoleh bahwa koefisien korelasi tersebut signifikan, dengan kata lain bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas Motivasi   (X1) dan minat belajar (X2) secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS (Y).

Sedangkan koefisien determinasinya sebesar 32,6% menunjukkan bahwa besarnya kontribusi motivasi   (X1) dan minat belajar (X2) secara bersama-sama mempengaruhi prestasi belajar IPS (Y) adalah sebesar 32,6%, sisanya 67,4% karena pengaruh faktor lain.

Sedangkan untuk pengujian hipotesis melalui analisis regresi diperoleh hasil perhitungan terlihat pada Tabel 4.8. dan Tabel 4.9., Dari Tabel 4.9. diperoleh persamaan garis regresi yang merepresentasikan pengaruh variabel X1 dan X2 terdahap variabel Y, yaitu     = 39,003 + 0,313X+  0,199X2.

Sedangkan pengujian signifikansi garis regresi tersebut adalah dengan memperhatikan hasil perhitungan yang ada pada Tabel 4.8. Menurut ketentuan yang ada, kriteria signifikansi regresi tersebut adalah “jika Sig < 0.05 maka H0 ditolak” atau “jika FhitungFtabel maka H0 ditolak”, yang berarti bahwa koefisien regresi tersebut signifikan, dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas X1 dan X2 terhadap variabel terikat Y. Nilai Sig adalah bilangan yang tertera pada kolom Sig dalam Tabel 4.8. Nilai Fhitung adalah bilangan yang tertera pada kolom F dalam Tabel 4.8.. Sedangkan nilai Ftabel adalah nilai tabel distribusi F untuk taraf nyata 5% dengan derajat pembilang (k) = 2 dan derajat penyebut (n – k – 1) = 97 dimana n adalah banyaknya responden, dan k adalah banyaknya variabel bebas.

Dari Tabel 4.8. terlihat bahwa nilai Sig = 0.000 dan Fhitung = 23,444, sedangkan  Ftabel = 3,09. Karena nilai Sig  < 0,05 dan FhitungFtabel maka H0 ditolak yang berarti bahwa koefisien regresi tersebut signifikan. Dengan kata lain bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas motivasi (X1) dan minat belajar (X2) secara bersama-sama terhadap Variabel terikat Prestasi belajar IPS  (Y).

Dari hasil pengujian korelasi maupun regresi tersebut maka bisa disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas motivasi (X1) dan minat belajar (X2) secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS (Y).

  1. Pengaruh Motivasi  (X1terhadap  Prestasi belajar IPS (Y)

Hipotesis pengaruh ini adalah :

H0 : βy1 = 0

H1 : βy1 ≠ 0     ;

artinya :

H0     :    tidak terdapat pengaruh yang signifikan Motivasi terhadap prestasi belajar IPS

H1     : terdapat pengaruh yang signifikan persepsi guru pada kepemimpinan kepala terhadap prestasi belajar IPS

Untuk membuktikan hipotesis tersebut adalah dengan memperhatikan nilai/bilangan yang tertera pada kolom t atau kolom Sig untuk baris motivasi  (Variabel X1) pada Tabel 4.9. Menurut ketentuan yang ada, kriteria signifikansi regresi tersebut adalah “jika thitungttabel maka H0 ditolak” atau “jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak”, yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas X1 terhadap variabel terikat Y. Nilai Sig adalah bilangan yang tertera pada kolom Sig untuk baris Motivasi  (Variabel X1) dalam Tabel 4.9.. Nilai thitung adalah bilangan yang tertera pada kolom t untuk baris motivasi (Variabel X1) dalam Tabel 4.9.. Sedangkan nilai ttabel adalah nilai tabel distribusi t untuk taraf nyata 5% dengan derajat kepercayaan (df = n – 2) = 98 dimana n adalah banyaknya responden.

Dari Tabel 4.9. terlihat bahwa nilai Sig = 0.000 dan thitung = 5,961, sedangkan  ttabel = 1,66. Karena nilai Sig < 0,05 dan thitungttabel maka H0 ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas X1 (motivasi) terhadap variabel terikat Y (prestasi belajar IPS).

Dari hasil pengujian regresi tersebut maka bisa disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas X1 (motivasi) terhadap variabel terikat Y (prestasi belajar IPS).

  1. Pengaruh Minat Belajar (X2) terhadap Prestasi belajar IPS (Y)

Hipotesis pengaruh ini adalah :

H0 : βy2 = 0

H1 : βy2 ≠ 0     ;

artinya :

H0     :    tidak terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap prestasi belajar IPS

H1     :    terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar terhadap prestasi belajar IPS

Untuk membuktikan hipotesis tersebut adalah dengan memperhatikan nilai/bilangan yang tertera pada kolom t atau kolom Sig untuk baris minat belajar (Variabel X2) pada Tabel 4.9. Menurut ketentuan yang ada, kriteria signifikansi regresi tersebut adalah “jika thitungttabel maka H0 ditolak” atau “jika Sig < 0,05 maka H0 ditolak”, yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas X2 terhadap variabel terikat Y. Nilai Sig adalah bilangan yang tertera pada kolom Sig untuk baris minat belajar (Variabel X2) dalam Tabel 4.9. Nilai thitung adalah bilangan yang tertera pada kolom t untuk baris minat belajar (Variabel X2) dalam Tabel 4.9. Sedangkan nilai ttabel adalah nilai tabel distribusi t untuk taraf nyata 5% dengan derajat kepercayaan (df = n – 2) = 98 dimana n adalah banyaknya responden.

Dari Tabel 4.9. terlihat bahwa nilai Sig = 0.011 dan thitung = 2,594, sedangkan  ttabel = 1,66. Karena nilai Sig < 0,05 dan thitungttabel maka H0 ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas X2 (Minat Belajar) terhadap variabel terikat Y (Prestasi Belajar IPS).

Dari hasil pengujian regresi tersebut maka bisa disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas X2 (Minat Belajar) terhadap variabel terikat Y (Prestasi Belajar IPS).

BAB V  KESIMPULAN DAN SARAN

 

  1. Kesimpulan

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan minat belajar secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa SMP Negeri di kecamatan Gunungputri kabupaten Bogor, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

  1. Motivasi dan minat belajar secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa SMP Negeri di kecamatan Gunungputri kabupaten Bogor, dengan koefisien korelasi ganda R12 = 0,571. Motivasi dan minat belajar secara bersama-sama menyumbang sebesar 32,6% terhadap variasi prestasi belajar IPS melalui persamaan regresi ganda Ŷ = 39,003 + 0,313 X1 + 0,199 X2 yang signifikan dengan (Fhitung (23,444) > Ftabel (3,090) pada taraf nyata 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan masing-masing satu unit variabel motivasi dan variabel minat belajar akan diikuti dengan kenaikan prestasi belajar IPS pada siswa sebesar 0,512 unit
  2. Motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa SMP Negeri di kecamatan Gunungputri kabupaten Bogor. Hasil pengujian signifikansi diperoleh thitung (5,961) > ttabel (1,6).
  3. Minat belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa SMP Negeri di kecamatan Gunungputri kabupaten Bogor. Hasil pengujian signifikansi diperoleh thitung (2,594) > ttabel (1,6).
  4. Saran
  5. Pertama, prestasi belajar IPS siswa dalam penelitian ini masih perlu ditingkatkan lagi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa prestasi belajar IPS siswa secara rata-rata adalah 70,64 dan masih ada 43% yang memiliki nilai di bawah rata-rata sehingga dikategorikan agak baik.
  6. Peningkatan  prestasi belajar siswa tersebut bisa ditempuh dengan meningkatkan motivasi belajar siswa secara lebih baik lagi. Penelitian ini menemukan bahwa dalam pengukuran motivasi belajar, secara rata-rata mereka meraih 60,12% dari kemungkinan skor teoritik tertinggi, sehingga motivasi belajar siswa termasuk kategori cukup baik. Selain itu, motivasi belajar siswa juga bisa ditingkatkan dengan meningkatkan minat belajar siswa. Minat belajar IPS siswa secara rata-rata mencapai 60,39% kemungkinan skor teoritik tertinggi sehingga dikategorikan cukup baik.
  7. Perlu penelitian lebih lanjut yang memasukkan variabel selain motivasi belajar dan minat belajar sebagai prediktor yang lebih lengkap bagi prestasi belajar IPS siswa. Motivasi belajar dan minat belajar menyumbang sebesar 32,6% terhadap variasi prestasi belajar IPS. Jadi masih ada 67,4% lagi sumber variasi prestasi belajar yang tidak bisa dijelaskan oleh motivasi belajar dan minat belajar. Di luar motivasi belajar dan minat belajar masih ada variabel-variabel lain yang turut mempengaruhi prestasi belajar. Variabel-variabel tersebut mungkin berada dalam diri siswa misalnya motivasi berprestasi, kecerdasan; dan bisa pula datang dari luar dirinya, seperti metode pembelajaran, lingkungan sekolah dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

 

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Asrori, Muhammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima

Depdiknas Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Repulik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

Djaali dan Puji Muljono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Djamarah, Saeful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta

Hamalik, Oemar..2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Hasibuan H. Melayu S.P. 1996. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : PT Bumi Aksara

Nana, Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :  Rosdakarya

Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Group

Slameto. 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Soemanto, Wasty. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta. 2006

Sudjana. Metode Statistik. Bandung : Tarsito

Sugiono. 2003. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Syah, Muhibbin, 2004, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya

————- 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Wlodkowski J Raymond, Jaynes Judith H. 2004. Motivasi Belajar. Jakarta: Cerdas Pustaka

Unduh dokumen jurnal ini di sini:

Jurnal Yulia Suhartati

Penulis: mgmpipsgugusbogortimur

Akun ini dikelola oleh guru-guru anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Jenjang SMP/MTs, Gugus Bogor Timur berisi informasi, kegiatan, dan karya ilmiah berkaitan dengan MGMP IPS.

Tinggalkan komentar